Cara Mengatur Keuangan Pribadi ala Generasi Z
3 mins read

Cara Mengatur Keuangan Pribadi ala Generasi Z

Tips mengatur keuangan pribadi ala generasi Z: dari aturan 50/30/20, dana darurat, investasi, hingga mengurangi jajan digital.

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997–2012, kini sedang memasuki fase produktif dalam hidup mereka. Sebagian sudah bekerja, membangun usaha, bahkan ada yang mulai merencanakan masa depan finansialnya. Namun, tantangan terbesar yang dihadapi generasi ini adalah gaya hidup serba digital, mudah tergoda tren konsumtif, dan kecenderungan FOMO (fear of missing out).

Mengatur keuangan pribadi bagi Gen Z bukan hanya soal menabung, tapi juga membangun mindset finansial cerdas sejak dini. Artikel ini akan membahas cara-cara praktis agar generasi Z bisa mengelola uang dengan bijak tanpa harus mengorbankan gaya hidup modern mereka.


1. Kenali Pola Pengeluaranmu

Langkah pertama dalam manajemen keuangan adalah mengenal pola pengeluaran.

  • Catat semua pengeluaran harian, meski hanya Rp5.000 untuk kopi sachet.
  • Gunakan aplikasi keuangan seperti Money Lover atau Spendee untuk mencatat otomatis.
  • Bedakan antara kebutuhan (needs) dan keinginan (wants).

👉 Dengan memahami pola ini, Gen Z bisa tahu mana pengeluaran yang harus dikontrol dan mana yang bisa dipertahankan.


2. Terapkan Aturan 50/30/20

Salah satu metode populer untuk mengatur keuangan pribadi adalah aturan 50/30/20:

  • 50% untuk kebutuhan pokok (makan, sewa, transportasi, tagihan).
  • 30% untuk keinginan (hiburan, nongkrong, shopping online).
  • 20% untuk tabungan dan investasi.

📌 Bagi Gen Z, aturan ini fleksibel. Jika belum punya tanggungan besar, bisa menaikkan porsi tabungan atau investasi.


3. Miliki Dana Darurat

Generasi Z sering kali merasa “masih muda, masa mikirin darurat?” Padahal, dana darurat adalah fondasi finansial yang wajib ada.

  • Idealnya, siapkan 3–6 kali pengeluaran bulanan.
  • Simpan di rekening tabungan khusus atau e-wallet dengan bunga ringan, jangan dicampur dengan dana sehari-hari.
  • Gunakan hanya untuk kondisi genting seperti sakit, kehilangan pekerjaan, atau kebutuhan mendesak keluarga.

4. Mulai Investasi Sejak Dini

Generasi Z adalah generasi digital-savvy yang punya banyak pilihan investasi:

  • Reksa Dana & Saham: Cocok untuk jangka panjang.
  • Emas Digital: Akses mudah lewat aplikasi, cocok untuk diversifikasi.
  • Cryptocurrency: Bisa dicoba, tapi harus paham risiko tinggi.
  • Obligasi Ritel (ORI/SBR): Instrumen resmi pemerintah dengan risiko rendah.

💡 Kuncinya: mulai kecil, tapi konsisten. Investasi Rp100.000 per bulan lebih baik daripada menunggu “nanti kalau gajinya besar”.


5. Kurangi “Jajan Digital”

Belanja online, subscription Netflix, Spotify, hingga in-app purchase game sering jadi jebakan finansial Gen Z.

  • Batasi jumlah subscription bulanan, pilih yang benar-benar dipakai.
  • Gunakan fitur spending limit di e-wallet untuk mencegah kebablasan.
  • Terapkan “24-hour rule”: kalau mau beli sesuatu, tunggu 24 jam untuk memastikan itu benar-benar perlu.

6. Cari Sumber Penghasilan Tambahan

Selain gaji utama, Gen Z bisa memanfaatkan skill digital mereka untuk side hustle:

  • Jadi freelancer (desain grafis, content writer, video editor).
  • Jualan online lewat marketplace atau media sosial.
  • Monetisasi hobi: streaming game, bikin podcast, atau jadi content creator.

📌 Tambahan pemasukan ini bisa dialokasikan langsung untuk tabungan atau investasi.


7. Edukasi Finansial Sejak Dini

Gen Z beruntung karena akses informasi sangat terbuka. Jangan malas belajar soal finansial.

  • Ikuti konten edukasi finansial di YouTube, podcast, atau TikTok.
  • Baca buku keuangan populer seperti Rich Dad Poor Dad atau The Psychology of Money.
  • Ikut kelas online atau webinar gratis tentang literasi finansial.

Kesimpulan

Mengatur keuangan pribadi ala generasi Z bukan berarti menahan diri dari kesenangan. Justru dengan manajemen keuangan yang baik, Gen Z bisa tetap menikmati gaya hidup modern tanpa mengorbankan masa depan finansialnya. Mulai dari mengenali pola pengeluaran, menerapkan aturan 50/30/20, hingga berinvestasi sejak dini, semua bisa dilakukan secara bertahap.

Ingat, semakin cepat Gen Z membangun kebiasaan finansial sehat, semakin kokoh pula fondasi kehidupan mereka di masa depan.

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *